HARIAN NEGERI - Jakarta, 5 Desember 2025, Ketika ribuan warga Sumatra masih berjibaku dengan banjir dan longsor yang merendam permukiman serta memutus akses vital, rencana turnamen padel yang diselenggarakan pada Minggu, 7 Desember 2025 nanti digagas Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI memicu gelombang kritik tajam. Di media sosial, muncul dugaan bahwa kegiatan ini bukan sekadar olahraga, melainkan upaya membangun simpati politik yang dibalut narasi penggalangan dana.
Sejumlah aktivis dan pemerhati kebencanaan mempertanyakan urgensi kegiatan tersebut. Mereka menilai, saat aparat dan relawan tengah bekerja siang-malam menyelamatkan korban, langkah para wakil rakyat memilih fokus pada ajang kompetitif justru terasa menyakitkan.
“Sulit tidak melihat ini sebagai panggung pencitraan. Kalau benar untuk bantuan, kenapa tidak langsung terjun saja membantu warga? Mengapa harus lewat turnamen? dengan hadiah sampai ratusan juta dan peserta yang tanpa di pungut biaya.” ujar Raul Naufal, ketua bidang eksternal PMII unusia yang menilai kegiatan ini sarat gestur simbolik tanpa substansi.
Kritik paling keras muncul dari aktivis kemanusiaan yang menyebut bahwa kegiatan serupa sering kali dibungkus jargon solidaritas, namun hasilnya tidak sebanding dengan energi politik yang dikeluarkan untuk mempromosikannya. Beberapa pihak juga menyoroti timing yang dianggap tidak peka, mengingat Sumatra sedang berada dalam fase darurat.
“Warga sedang mengungsi, tidur di lantai-lantai dingin, menunggu bantuan logistik. Di sisi lain, pejabat mengadakan turnamen dengan rekan dan koleganya. Apa ini tidak terbalik?” ujar ranatha.
Meski begitu, belum ada keterangan resmi yang menjelaskan secara detail tujuan dan mekanisme distribusi dana apabila benar ada penggalangan. Minimnya transparansi inilah yang membuat kecurigaan publik semakin menguat.
Para pengamat etika menyatakan bahwa kegiatan yang diklaim bertujuan sosial tetap harus memperhatikan konteks kemanusiaan, agar tidak berubah menjadi simbol ketidakpekaan atau bahkan alat politisasi tragedi. Di saat Sumatra berduka, masyarakat berharap para pemegang mandat rakyat menunjukkan empati yang nyata, bukan sekadar slogan solidaritas yang difoto dan dipublikasikan.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *
Top Story
Ikuti kami