HARIAN NEGERI, Jakarta – Tekanan darah tinggi atau hipertensi kini tak lagi hanya menjadi penyakit yang menyerang usia lanjut. Generasi Z (Gen Z), yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini mulai menunjukkan peningkatan signifikan dalam kasus hipertensi. Kondisi ini menjadi perhatian serius di tengah meningkatnya risiko penyakit tidak menular pada usia produktif.
Berdasarkan data dari sejumlah lembaga kesehatan, lonjakan angka hipertensi pada Gen Z dipicu oleh berbagai faktor yang berkaitan erat dengan gaya hidup modern. Berikut enam penyebab utama:
1. Gaya Hidup Tidak Sehat
Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji, tinggi garam, rendah serat, serta minuman manis secara berlebihan menjadi penyumbang utama risiko hipertensi. Banyak anak muda memilih makanan instan karena kepraktisannya tanpa memperhatikan dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan.
2. Kurangnya Aktivitas Fisik
Penggunaan gadget yang tinggi dan gaya hidup sedentari mengakibatkan penurunan aktivitas fisik. Kebiasaan ini berdampak langsung pada peningkatan berat badan dan tekanan darah.
3. Stres dan Kesehatan Mental
Tingginya tekanan akademik, sosial, hingga masalah pekerjaan membuat Gen Z lebih rentan terhadap stres. Stres kronis dapat memicu lonjakan hormon kortisol yang berujung pada peningkatan tekanan darah.
4. Kurang Tidur
Polusi digital dan gaya hidup begadang membuat banyak anak muda kekurangan waktu tidur berkualitas. Kurang tidur dalam jangka panjang berpengaruh buruk terhadap sistem kardiovaskular.
5. Kebiasaan Merokok dan Alkohol
Sebagian Gen Z mulai mengenal rokok dan alkohol sejak usia remaja. Padahal, kedua kebiasaan ini telah terbukti meningkatkan risiko hipertensi dan gangguan jantung.
6. Faktor Genetik
Riwayat hipertensi dalam keluarga juga menjadi faktor risiko yang tak bisa diabaikan. Namun, faktor genetik tetap bisa ditekan melalui gaya hidup sehat.
Tenaga medis mengimbau Gen Z untuk mulai rutin memeriksakan tekanan darah, mengatur pola makan sehat, meningkatkan aktivitas fisik, serta menjaga kesehatan mental. Hipertensi yang tidak ditangani sejak dini dapat berkembang menjadi penyakit jantung, stroke, hingga gagal ginjal di masa depan.
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Top Story
Ikuti kami