Pernikahan dan talak adalah dua hal yang dalam Islam dianggap sangat serius. Bahkan, bercanda tentang keduanya pun dinilai sah oleh para ulama. Namun, di balik keseriusan itu, terdapat tanggung jawab besar yang harus dipikul oleh setiap pasangan. Setiap tindakan, setiap kata, dan setiap rupiah yang diberikan suami kepada istri akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Allah akan menanyai dengan sangat detail, bahkan disertai dengan bukti-bukti dan saksi-saksi. Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 86: "Dan apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu." Ini menunjukkan bahwa setiap perbuatan, sekecil apa pun, akan dihitung dengan teliti.
Mempelajari ilmu pernikahan memang tidak mudah, terutama bagi seorang suami. Ia seperti menebak cuaca: pagi hari istri mungkin bahagia dan penuh cahaya, siang hari bisa berubah mendung disertai petir, dan malam harinya bisa menjadi badai yang dahsyat. Namun, begitulah peran suami. Ia dituntut untuk sabar, memahami, dan membimbing istrinya. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim: "Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku." Hadis ini mengajarkan bahwa kesabaran dan kebaikan suami terhadap istri adalah ciri dari seorang Muslim yang baik.
Pada sisi yang lain, seorang istri juga memiliki tanggung jawab besar. Menasihati suami terkadang seperti mengalirkan air ke atas. Apakah bisa? Tentu bisa, tetapi ujungnya air itu akan jatuh juga, dan seringkali berujung pada air mata. Namun, begitulah tugas istri. Ia harus tetap berusaha menasihati dan mengarahkan suaminya dengan cara yang baik dan penuh kasih sayang. Allah berfirman dalam QS. At-Tahrim ayat 6: "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." Ayat ini mengingatkan bahwa istri juga memiliki peran penting dalam menjaga keluarga dari hal-hal yang dapat merugikan.
Suami dan istri adalah dua insan yang saling melengkapi. Mereka saling mengetahui aib satu sama lain, dan tugas mereka adalah saling menutupi, bukan membongkar atau mempermalukan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 187: "Mereka adalah pakaian bagimu, dan engkau adalah pakaian bagi mereka." Pakaian berfungsi untuk menutupi aurat dan melindungi tubuh dari panas dan dingin. Begitu pula suami dan istri, mereka harus saling melindungi dan menutupi kekurangan masing-masing.
Agar rumah tangga harmonis, keduanya harus terus belajar. Tidak boleh hanya satu pihak yang berusaha, sementara yang lain diam. Ketimpangan dalam ilmu dan pemahaman akan membuat rumah tangga goyah. Rasulullah SAW bersabda: "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah). Ilmu yang dimaksud tidak hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu tentang bagaimana membina rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.
Mengilmui bahtera keluarga adalah ibadah terpanjang. Setiap hari, suami dan istri akan dihadapkan pada ujian dan tantangan baru. Tanpa ilmu, mereka akan kesulitan menghadapinya. Ilmu tentang komunikasi, manajemen konflik, dan memahami psikologi pasangan adalah hal-hal yang harus dipelajari secara terus-menerus. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Az-Zumar ayat 9: "Katakanlah, 'Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?' Sesungguhnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran."
Selain itu, suami dan istri harus saling mengingatkan dalam kebaikan. Mereka adalah tim yang harus bekerja sama untuk mencapai ridha Allah. Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah seorang suami membahagiakan istrinya melainkan itu termasuk sedekah, dan tidaklah seorang istri membahagiakan suaminya melainkan itu termasuk jihad." (HR. Thabrani). Ini menunjukkan bahwa kebahagiaan dalam rumah tangga adalah bentuk ibadah yang mulia.
Namun, ketika konflik tak terhindarkan dan talak menjadi pilihan terakhir, keduanya harus menyadari bahwa talak bukanlah solusi instan. Talak adalah keputusan berat yang akan dihisab dengan ketat. Rasulullah SAW bersabda: "Perbuatan halal yang paling dibenci Allah adalah talak." (HR. Abu Dawud). Ini mengingatkan kita bahwa talak harus dihindari sebisa mungkin, kecuali dalam kondisi yang benar-benar darurat.
Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk menikah, seseorang harus mempersiapkan diri dengan ilmu dan kesiapan mental. Begitu pula ketika menghadapi masalah dalam rumah tangga, suami dan istri harus berusaha menyelesaikannya dengan cara yang baik. Sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 19: "Dan pergaulilah mereka (istri-istrimu) dengan cara yang baik. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
Pada akhirnya, pernikahan adalah ikatan suci yang membutuhkan komitmen, ilmu, dan kesabaran. Suami dan istri harus saling mendukung, saling mengingatkan, dan terus belajar agar rumah tangga mereka menjadi tempat yang penuh berkah dan ridha Allah. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalani bahtera rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Amin.
Leave a comment
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Top Story
Ikuti kami