HARIAN NEGERI, Madrid – Sudah lebih dari setahun sejak Toni Kroos mengumumkan pensiun, menandai berakhirnya karier gemilang sang gelandang di dunia sepak bola, sekaligus mengakhiri kebersamaan selama satu dekade dengan Real Madrid. Keputusan pemain berusia 35 tahun itu sempat memicu banyak pertanyaan, namun Kroos tetap teguh dengan pilihannya.

Dalam wawancara bersama El Pais, Kroos menjelaskan alasan di balik keputusannya gantung sepatu pada musim panas lalu, meski baru saja menjalani musim individu yang luar biasa.

“Saya menghabiskan beberapa bulan untuk memikirkan hal ini. Saya tidak bangun dari tempat tidur suatu pagi dan tiba-tiba berkata: ‘Saya harus pensiun!’ Tidak,” ujar Kroos.

“Saya mematangkan keputusan ini dengan sangat baik. Tahun sebelumnya, saya sudah berpikir untuk pensiun, tetapi akhirnya saya memilih memperpanjang kontrak satu tahun lagi dengan Real Madrid,” lanjutnya.

“Namun, itu tidak mengubah pandangan saya. Saya selalu ingin pensiun, dan untungnya saya berhasil. Saya ingin berhenti ketika berada pada performa terbaik. Saya rasa sulit untuk melakukan lebih baik daripada apa yang saya capai di musim terakhir saya bersama Real Madrid,” jelasnya.

Kroos memilih mengakhiri karier setelah membawa Los Blancos meraih gelar La Liga dan Liga Champions. “Hal terbaik adalah pergi di puncak. Anda pergi dengan perasaan luar biasa karena Anda adalah orang yang mengambil keputusan, bukan menunggu untuk dipinggirkan karena tidak lagi cukup baik atau penting bagi tim. Saya lebih memilih pergi sendiri,” tegas Kroos.

Keputusan pensiun ini, menurut Kroos, murni datang dari dirinya sendiri. “Baik pelatih, keluarga, maupun tubuh saya tidak akan memberi tahu kapan saya harus pensiun,” ujarnya.

Meski keputusan tersebut menjadi momen terbaik bagi Kroos, ia menyadari dampak negatifnya bagi Real Madrid. Sepeninggalnya, Los Blancos kesulitan menutupi kekosongan di lini tengah sepanjang musim 2024-25, hingga gagal meraih gelar bergengsi.