__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta – Parenting VOC atau gaya pengasuhan otoriter kembali menjadi sorotan. Istilah ini merujuk pada pola asuh yang menekankan kedisiplinan tinggi dan aturan ketat, di mana singkatan “VOC” diambil dari Vereenigde Oostindische Compagnie, perusahaan dagang Belanda pada masa penjajahan yang dikenal dengan pendekatan keras dan otoriter terhadap masyarakat pribumi.

Metafora ini digunakan untuk menggambarkan gaya pengasuhan yang kaku, jauh dari kehangatan emosional, serta penuh tuntutan. Meskipun sebagian orangtua percaya bahwa pendekatan ini akan melahirkan anak yang disiplin dan mandiri, banyak pakar justru memperingatkan adanya dampak negatif yang cukup serius.

Menurut laporan dari Grow by WebMD yang dilansir pada (Jumat, 18/4/2025), orangtua dengan gaya parenting VOC cenderung menggunakan kontrol berlebihan, menetapkan harapan tinggi tanpa penjelasan yang jelas, serta mengharapkan kepatuhan mutlak dari anak-anak mereka. Hal ini berisiko menimbulkan tekanan emosional, kecemasan, hingga masalah perilaku pada anak.

Penelitian yang dikutip dari Verywell Mind mengungkapkan bahwa anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoriter lebih rentan mengalami:

  1. Kesulitan dalam pengambilan keputusan
  2. Masalah dalam pengendalian diri
  3. Rasa harga diri rendah
  4. Ketergantungan pada kepatuhan untuk mendapatkan kasih sayang
  5. Gejala depresi dan kecemasan
  6. Perilaku agresif dan masalah sosial

Meskipun anak-anak ini mungkin tumbuh sebagai pribadi yang patuh, mereka sering kali tidak mampu mengembangkan disiplin diri yang sejati. Kurangnya dorongan untuk bereksplorasi dan bertindak mandiri juga dapat menghambat kemampuan mereka dalam menetapkan standar pribadi dan batasan yang sehat di kemudian hari.

Dengan berbagai potensi dampak negatif tersebut, para ahli mendorong orangtua untuk mempertimbangkan pendekatan yang lebih seimbang—yang menggabungkan struktur dengan kehangatan, serta otoritas dengan komunikasi terbuka.

Melisa Ahci

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie