HARIAN NEGERI, Jakarta — Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara mengumumkan akan mengambil langkah restrukturisasi utang terhadap proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Langkah ini diambil untuk mengatasi beban utang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang terus menjadi sorotan publik.
CEO Danantara Rosan Roeslani menegaskan bahwa proses restrukturisasi akan dilakukan secara menyeluruh dan bukan sekadar menunda masalah. “Kita akan umumkan langkah-langkah dalam merestrukturisasi KCIC atau Whoosh ini,” ujar Rosan kepada awak media usai rapat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8).
Rosan yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi menambahkan bahwa skema penyelesaian utang KCIC harus tuntas dan tidak menyisakan persoalan baru. “Kalau kita melakukan suatu corporate action, itu tuntas. Jadi bukan hanya sifatnya menunda masalah,” tegasnya.
Isu beban utang KCIC menjadi perhatian di tengah rendahnya pendapatan operasional proyek. Desakan untuk segera menyelesaikan masalah ini makin menguat seiring rencana pemerintah memperpanjang jalur kereta cepat hingga Surabaya, yang berpotensi membutuhkan anggaran besar kembali.
Sebagai informasi, KCIC merupakan perusahaan patungan antara PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium Beijing Yawan HSR Co. Ltd asal Tiongkok. Dalam struktur PSBI, sejumlah BUMN tercatat sebagai pemegang saham, antara lain PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar 58,53%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 33,36%, PT Perkebunan Nusantara I 1,03%, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk 7,08%.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *
Top Story
Ikuti kami