__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan distribusi beras premium akan kembali lancar dalam waktu dekat. Hal ini menyusul penggilingan padi yang mulai berproduksi normal sehingga pasokan beras dapat kembali mengalir ke pasar rakyat maupun ritel modern.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menegaskan bahwa ketersediaan beras premium tetap aman, meskipun sempat terjadi pengurangan stok di ritel modern. “Di ritel modern memang sempat berkurang, tapi mudah-mudahan minggu ini sudah mulai berproses lebih baik,” ujar Ketut di sela Seminar Ekosistem Gula Nasional di Jakarta, Rabu (27/8).

Ia menjelaskan, kelangkaan beras premium di ritel modern terjadi karena distribusi sempat dialihkan ke pasar rakyat menyusul adanya penyesuaian harga. Langkah itu ditempuh agar masyarakat tetap bisa memperoleh kebutuhan pokok tersebut dengan harga yang wajar.

Menurut Ketut, pemerintah melalui Bapanas juga telah melakukan sosialisasi kepada penggilingan padi agar tetap berproduksi normal. Ia menegaskan, Satgas Pangan menekankan pendekatan ultimum remedium atau pembinaan, sehingga pelaku usaha tidak perlu khawatir selama menjalankan usahanya dengan benar.

Selain itu, Bapanas terus menggelar rapat koordinasi bersama penggilingan padi untuk mempercepat normalisasi produksi dan memastikan rantai pasok beras premium berjalan lancar. “Sepanjang dia tidak salah, ya tidak diapa-apain dong. Tetap saja berproduksi. Kami sudah sosialisasikan agar segera produksi normal,” tutur Ketut.

Harga Mulai Turun

Berdasarkan data Panel Harga Bapanas per Rabu (27/8) pukul 15.50 WIB, harga beras premium tercatat Rp16.095 per kg, turun dari sebelumnya Rp16.234 per kg. Harga beras medium juga turun dari Rp14.080 menjadi Rp13.997 per kg, sedangkan beras SPHP berada di Rp12.596 per kg, sedikit menurun dari Rp12.604 per kg.

Sebelumnya, Bapanas resmi menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium melalui Keputusan Kepala Bapanas Nomor 299 Tahun 2025. HET beras medium kini ditetapkan Rp13.500 per kg untuk sebagian besar wilayah nasional, serta Rp15.500 per kg untuk Papua dan Maluku.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut penyesuaian harga tersebut sebagai solusi jangka pendek untuk menjaga stabilitas pasokan dan distribusi beras di dalam negeri. “Harga eceran tertinggi beras di tingkat konsumen sudah tidak sesuai dengan perkembangan struktur biaya produksi dan distribusi saat ini, sehingga perlu dilakukan evaluasi,” ujarnya.

Dengan langkah tersebut, pemerintah optimistis kelancaran distribusi beras premium dapat segera pulih, sekaligus menjaga keterjangkauan harga di pasar.

Melisa Ahci

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie