__temp__ __location__

Harian Negeri, Yogyakarta – Rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke-11 di Kota Yogyakarta resmi berakhir pada Sabtu (9/8/2025) malam. Penutupan berlangsung meriah di Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG) setelah lima hari penuh kegiatan seni dan budaya.

Beragam agenda mewarnai penyelenggaraan sejak 5 hingga 9 Agustus 2025, mulai dari Pasar Malam Indonesia, Indonesia Street Performance, Kotabaru Heritage Film Festival, Fun Bike, Pameran Lawatan Nusaraya, Ruang Masyarakat Ketemu (Rumaket), hingga Festival Jogja Kota (Festa).

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti, mengungkapkan total pengunjung TBEG selama acara mencapai 50 ribu orang.

“Alhamdulillah semua rangkaian Rakernas JKPI ke-11 di Kota Yogyakarta berjalan aman dan lancar berkat dukungan semua pihak, termasuk warga yang ikut meramaikan. Sebanyak 58 daerah anggota JKPI juga mengirimkan delegasi seniman dan UMKM untuk tampil dan berpartisipasi,” jelasnya.

Yetti menambahkan, kegiatan tidak hanya terpusat di TBEG, tetapi juga menyebar di Kawasan Cagar Budaya seperti Kraton, Pakualaman, Kotabaru, dan Kotagede, yang menjadi destinasi unggulan berbasis kebudayaan.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, memberikan apresiasi kepada perangkat daerah, anggota JKPI, pelaku UMKM, dan ekonomi kreatif atas suksesnya acara.

“Pengunjung TBEG mencapai 50 ribu, belum termasuk yang memadati Malioboro saat Indonesian Street Performance. Ini luar biasa,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa menjadi tuan rumah Rakernas JKPI ke-11 adalah kehormatan besar bagi Yogyakarta, terlebih dampaknya terasa pada perekonomian lokal.

“UMKM, kuliner, oleh-oleh, hotel, hingga seniman merasakan manfaatnya. Keramahan warga yang ikut menjaga keamanan dan ketertiban juga patut diapresiasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif JKPI, Nanang Asfarinal, menyebut Yogyakarta telah menetapkan standar tinggi bagi penyelenggaraan Rakernas di masa mendatang.

“Taman Budaya Embung Giwangan yang baru tiga bulan berdiri mampu menjadi ruang bagi seniman sekaligus hiburan masyarakat. Standar yang ditunjukkan Yogyakarta ini menjadi acuan, sekaligus tantangan bagi kota lain,” kata Nanang.

Gusti Rian Saputra

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie