HARIAN NEGERI, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menolak ultimatum dari para pemimpin Eropa untuk menyetujui gencatan senjata tanpa syarat dengan Ukraina. Penolakan ini disampaikan dalam konferensi pers di Kremlin, Minggu (11/5/2025) dini hari waktu setempat, di tengah tekanan internasional yang meningkat terhadap Moskow.
Para pemimpin Inggris, Prancis, Jerman, dan Polandia yang sebelumnya melakukan kunjungan bersama ke Kyiv telah memberikan batas waktu kepada Rusia hingga Senin untuk menyetujui gencatan senjata tanpa syarat. Jika tidak, mereka mengancam akan meningkatkan sanksi ekonomi dan memperbesar dukungan militer untuk Ukraina, termasuk pengiriman senjata tambahan.
"Kami semua di sini, bersama dengan AS, meminta Putin untuk keluar. Jika dia serius mengenai perdamaian, maka dia memiliki kesempatan untuk menunjukkannya sekarang," tegas Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dalam konferensi pers bersama di Kyiv.
Starmer menegaskan bahwa koalisi Barat menolak segala bentuk syarat dari Rusia. "Kami akan merespons jika Putin berpaling dari perdamaian dengan peningkatan sanksi dan bantuan militer. Kami bekerja erat dengan Presiden Trump dan seluruh mitra internasional untuk menekan Rusia kembali ke meja perundingan."
Kunjungan ke Kyiv dilakukan oleh Starmer, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Friedrich Merz, dan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, yang secara terpisah melakukan perjalanan dengan kereta ke ibu kota Ukraina. Mereka bertemu langsung dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy untuk membahas inisiatif gencatan senjata dan masa depan perdamaian kawasan.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menyatakan bahwa Ukraina bersama sekutunya siap memulai gencatan senjata tanpa syarat di darat, laut, dan udara selama minimal 30 hari mulai Senin. Ia menyebut bahwa hal ini dapat menjadi awal dari proses negosiasi damai jika dipantau secara efektif dan adil.
Namun, dalam pernyataan terpisah, Presiden Putin menyampaikan bahwa meski menolak gencatan senjata tanpa syarat, Rusia tetap membuka pintu untuk dialog. Ia mengusulkan agar delegasi Ukraina dan Rusia bertemu di Istanbul pada Kamis mendatang.
"Kami tidak menutup kemungkinan bahwa selama negosiasi tersebut, kita dapat mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata baru," ujar Putin dalam konferensi pers tersebut.
Sikap Rusia ini menandakan bahwa peluang untuk gencatan senjata tetap ada, meski jalan menuju perdamaian masih dipenuhi tarik-ulur kepentingan dan ketegangan diplomatik yang tajam antara Moskow dan negara-negara Barat.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *
Top Story
Ikuti kami