__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta - Pelajar Islam Indonesia (PII) kembali meneguhkan perannya sebagai bagian dari perjuangan bangsa Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PB PII Abdul Kohar Ruslan, tokoh nasional yang juga aktivis PII, dalam kunjumgan silaturahmi dengan Yusril Ihza Mahendra, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan di Jakarta, Rabu (14/5/2025).

Kohar menegaskan bahwa PII bukan hanya organisasi pelajar, tetapi juga salah satu simpul sejarah perjuangan nasional yang telah melahirkan banyak tokoh besar.

Menurutnya, kebanggaan terbesar bagi kader PII hari ini adalah menjaga semangat silaturahmi antar generasi, serta melangkah bersama dalam menentukan sikap untuk masa depan bangsa.

“PII adalah bagian dari sejarah perjuangan Indonesia. Kita harus bangga menjaga semangat silaturahmi, terutama dengan tokoh-tokoh nasional seperti Prof. Yusril. Ini saatnya kita melangkah, bersikap, dan berpikir strategis ke depan,” ujar Kohar.

Yusril: PII Harus Melahirkan Kader Cerdas dan Solutif

Dalam kesempatan yang sama, Yusril Ihza Mahendra menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya kecerdasan kader dalam menghadapi dinamika hukum dan sosial. Ia mengingatkan bahwa hukum Islam, sebagaimana prinsip-prinsipnya, hidup di tengah masyarakat dan harus dihormati sebagai kaidah sosial.

“Prinsip hukum Islam itu ada yang bersifat umum, ada yang transformasi, ada pula yang berkaitan dengan hukum adat, peninggalan kolonial Belanda, hingga konvensi internasional. Ini harus dipahami dengan utuh dan kontekstual,” kata Yusril.

Lebih jauh, Yusril mengajak kader PII untuk tidak terjebak pada perdebatan yang memecah, tetapi berfokus pada kompetisi dalam mencari ilmu dan solusi atas persoalan bangsa.

“Anak-anak harus didorong untuk berkompetisi dalam mencari ilmu, bukan hanya berdebat soal hal-hal yang memecah,” tegasnya.

Kedekatan Prabowo dengan PII dan Harapan untuk Kolaborasi HAM

Yusril juga mengenang kedekatan PII dengan keluarga besar Presiden RI, Prabowo Subianto. Ia menyebut bahwa paman Prabowo, Letkol Subianto, merupakan salah satu tokoh yang gugur dalam Peristiwa Lengkong, dan merupakan bagian dari jaringan GPII dan PII.

“Pak Prabowo sangat dekat dengan PII, karena sejarah keluarganya yang juga bagian dari perjuangan Islam dan kemerdekaan,” ujar Yusril.

Sebagai penutup, Yusril mendorong agar PII dapat menjadi mitra strategis dalam membangun kesadaran HAM di kalangan pelajar, serta memfokuskan kaderisasi sesuai bidang studi dan keahlian masing-masing.

“PII bisa bekerja sama untuk melatih kader yang paham HAM, paham hukum, dan fokus pada pengembangan kapasitas di bidang studinya,” pungkasnya.

Silaturahmi ini diharapkan menjadi pemicu semangat baru bagi kader-kader PII di seluruh Indonesia, untuk terus berpikir maju, membangun jaringan, dan menjaga nilai-nilai keislaman serta kebangsaan secara seimbang.

Yusuf Wicaksono

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie