Oleh : Syarif Husain (Dosen/Widyaiswara BDK Palembang)
Hadirin kaum muslimin jamaah Jum’at rahimakumullah. Pada kesempatan yang sangat istimewa dan penuh rahmat serta berkah ini saya berwasiat untuk diri sendiri dan kepada jamaah sekalian, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt., dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hadirin jamaah Jum’at rahimakumullah.
Hanya hitungan jam lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan 1446 H. Salah satu bulan dalam kalender Islam yang sangat ditunggu-tunggu kehadirannya oleh orang-orang Islam yang beriman.
Para ulama, para ahli ibadah dan orang-orang shaleh lainnya sering memanfaatkan waktu-waktu istimewa untuk meningkatkan intensitas ibadahnya.
Mereka sering memanfaatkan momen-momen seperti memanfaatkan waktu sepertiga malam terakhir untuk bertahajjud mendekatkan diri kepada Allah, kemudian memanfaatkan momen hari Jum’at dengan berbagai amaliah amal shaleh, dan memanfaatkan momen datangnya bulan Ramadhan untuk meningkatkan segala macam ibadah, baik ibadah fardhu maupun ibadah sunnah, dengan semangat yang melebihi ibadah pada bulan-bulan lainnya.
Pemanfaatan momen-momen tersebut diyakini akan berdampak ke arah positif dan akan sanggup menambah pundi-pundi amal ibadah yang berimplikasi kepada keutamaan, fadhilah dan pahala yang besar serta derajat yang tinggi, sebagaimana tujuan akhir dari pelaksanaan ibadah puasa adalah membentuk pribadi-pribadi yang bertakwa kepada Allah Swt.
Kaum muslimin rahimakumullah momen istimewa datangnya bulan suci Ramadhan dapat kita rasakan dengan meresapi makna dari khutbah Rasulullah Saw., pada saat datangnya bulan suci Ramadhan.
Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Salman Al-Faris disebutkan bahwa Rasulullah Saw., berkhutbah menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, dengan penyampaian inti khutbah sebagai berikut:
Setelah beliau memuji Allah, bersyahadat, bershalawat dan menyampaikan wasiat takwa serta menyampaikan beberapa ayat dari al- Qur’an, lalu beliau menyampaikan inti khutbah: Wahai para manusia, kalian telah dinaungi bulan agung, bulan yang diberkahi, bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan.
Kaum muslimin rahimakumullah, Inti khutbah pertama ini adalah bahwa bulan Ramadhan adalah bulan penuh keagungan (kemuliaan), bulan penuh keberkahan dan bulan yang di dalamnya ada malam keutamaan yaitu malam lailatul qadr. Inilah malam yang keagungannya dan kemuliaannya tidak ada pada malam- malam lain selain di bulan Ramadhan.
Apabila kita renungkan bahwa rata-rata umur umat Nabi Muhammad Saw., itu antara umur 60 sampai dengan 70 tahun, maka apabila ia mendapatkan malam kemuliaan tersebut berarti ia seperti beribadah selama kurang lebih 84 tahun, dan nilai ibadahnya terus menerus secara berkesinambungan nonstop. Subhanallah.
Makna lain apabila umat Nabi Muhammad ini mendapati lailatul qadr sekali saja seumur hidupnya maka ia sudah melampaui umur mereka yang rata-rata hanya sampai 63 tahun. Apatah lagi apabila kita mendapati lailatul qadr itu setiap tahun? Subhanallah.
Kemudian inti khutbah berikutnya: Allah menjadikan puasa di bulan ini sebagai kewajiban, dan malam harinya sebagai ibadah tambahan (qiyamul lail). Barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah pada bulan ini (dengan melakukan kebaikan), ia seperti melakukan ibadah wajib pada bulan selain Ramadhan.
Dan barangsiapa melakukan ibadah wajib pada bulan ini seperti melaksanakan 70 kali ibadah pada bulan selain Ramadhan.
Kaum muslimin rahimakumullah, Apabila ada manusia bekerja dan mendapat gaji sehari 70 kali lipat besarnya apabila dibandingkan dengan hari-hari yang lain. Pasti ia akan semangat dalam bekerja, bahkan kemungkinan besar sekalipun ia sakit, ia akan berusaha untuk bekerja.
Selanjutnya Rasulullah Saw., melanjutkan khutbahnya: Ramadhan adalah bulan shabar, dimana sabar pahalanya adalah surga.
Betapa istimewanya puasa, apabila kita menampakkan bahwa kita sedang berpuasa, menurut pendapat ulama ini adalah sunnah, dengan syarat misalnya ada orang menunduh kita atau mengajak ribut dengan memancing-mancing emosi agar kita marah, maka jawablah inni shoimun, (maaf saya sedang berpuasa).
Dengan demikian, bahwa orang yang berpuasa sadar bahwa ia harus shabar. Yakinlah pula bahwa pahala shabar tidak ada balasan keculai surga.
Kaum muslimin rahimakumullah, Rasulullah melanjutkan bahwa bulan Ramadhan adalah Bulan dimana rejeki orang mukmin ditambahi oleh Allah Swt., Baik rezeki yang nampak maupun yang tidak nampak.
Seperti muncul rasa aman, nyaman dan tenteram dan bahagia selama bulan Ramadhan, merasa lebih dekat dengan Rasulullah Saw., dan merasa lebih khusuk dalam beribadah kepada Allah Swt. Jika sebaliknya ada orang yang gelisah dengan datangnya bulan suci Ramadhan, apabila ia orang Islam perlu dipertanyakan lagi tentang keimanannya.
Kaum muslimin rahimakumullah, Mari kita sambut, kita manfaatkan momen-momen penting di setiap jam ke jam, setiap hari dan malam-malam bulan Ramadhan yang sebentar lagi akan menghampiri kita.
Tingkatkan segala amal shaleh termasuk bersedekah kepada orang yang sedang berpuasa dengan memberi makan dan minuman orang berbuka puasa (ifthar).
Rasulullah Saw., bersabda dalam riwayat Imam Tirmidzi dari Zaid bin Khalid: Barangsiapa di bulan ini (Ramadhan) memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa, akan menjadikan ampunan bagi dosa sang pemberi, pembebas antara ia dan neraka, dan ia mendapat pahala seperti orang puasa yang ia beri buka puasa tanpa mengurangi pahala orang yang diberi makan buka puasa sama sekal. (HR. Tirmidzi)
Isilah setiap waktu dan kesempatan di bulan Ramadhan dengan amaliah doa, yakinlah doa-doa kita pasti diijabah Allah Swt. Rasulullah Saw., pernah ditanya tentang doa apa yang paling baik dan istimewa untuk dibaca (diamalkan) di bulan Ramadhan, Rasulullah menjawab:
Lakukanlah empat amaliah, dua amaliah akan menyebabkan kalian mendapat ridha Allah dan dua hal pasti kalian sangat membutuhkan:
Dua hal yang bisa menjadikan kalian mendapat ridha Allah adalah membaca syahadat dan membaca istighfar. Sedangkan dua perkara yang kalian selau memerlukannya adalah kalian meminta surga dan meminta perlindungan Allah dari api neraka.
Empat amaliah (doa, dzikir) tersebut adalah sebagai berikut: Semoga kita selalu diberi pertolongan oleh Allah sehingga bisa menjalankan ibadah puasa dan ibadah Ramadhan dengan baik.
Aamiin.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *
Top Story
Ikuti kami