Aimas : Pemanfaatan serat selurung sagu sebagai bahan komposit telah diteliti dalam mengatasi dampak urban heat Island pada bangunan, sebab cuaca panas yang terjadi diakhir-akhir juga mempengaruhi suhu dalam ruangan. Penilitian kali ini dipaparkan dalam Focus Group Discussion Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong.
Dijelaskan peneliti - Eko Tavip Maryanto, sagu tidak hanya berguna dalam menyediaan bahan pangan dalam batang sagu yang kerap dimanfaatkan oleh masyarakat, namun sisa tokok sagu berupa serat selubung sagu juga dapat dijadikan sebagai bahan pembuat genteng, dan ini menjadi studi kasus penerapan Etnoekologi di Kabupaten Sorong, sehingga kedepan pemanfaatan serat selubung sagu sebagai bahan pembuat genteng dapat dilakukan di tanah Papua.
"Jadi tidak perlu khawatir bahan yang digunakan ini aman, memang saat ini untuk pembuatannya masih terbilang mahal, namun kedepan kita dapat melakukan inovasi sehingga pelepah pohon sagu dapat semaki bermanfaat terutama dapat membantu menurunkan suhu panas pada bangunan" papar Eko Tavip Masyanto.
Mewakili peserta FGD, Oky Nafiri dari PT Bumburo menyampaikan apresiasi dan ketertarikan atas inovasi komposit serat selubung sagu ini, namun diharapkan kedepan ada inovasi sehingga biaya yang dikeluarkan lebih diminimalisir.
"Ini suatu langkah inovasi yang sangat baik sekali, namun karena bahan yang dihasilkan masih terbatas sehingga biayanya masih mahal, kita harapkan inovasi ini akan ditingkatkan sehingga hasilnya semakin baik dan harganya pun lebih murah" ujar Oky Nafiri.
Dalam penelitian bahan komposit serat selubung sagu sebagai bahan genteng ini diperkirakan dapat menurunkan dampat urban heat island pada bangunan dibandingkan dengan bahan lainnya seperti seng atau baja ringan.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *
Top Story
Ikuti kami