__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Yogyakarta - Peneliti Institute for the Study of Law and Muslim Society (ISLaMS), Dr. Hijrian Angga Prihantoro, Lc., L.L.M., menekankan pentingnya pelestarian tradisi lokal sebagai fondasi harmoni sosial, dalam riset kolaboratif bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bertajuk “Mengikat Tradisi Saprahan: Jalan Menuju Koeksistensi Harmoni yang Berkelanjutan bagi Masyarakat Multietnik di Pontianak, Kalimantan Barat.”

“Tradisi Saprahan menjadi ruang inklusif dalam menegosiasikan kehidupan masyarakat plural di Pontianak yang multietnis dan multireligius,” ujar Hijrian saat diwawancarai Harian Negeri, Kamis (23/5).

Penelitian yang digagas oleh Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra BRIN ini telah dirancang sejak pertengahan 2024 dan melibatkan sejumlah akademisi lintas disiplin. Selain Hijrian, riset juga melibatkan dosen UIN Sunan Kalijaga dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, yakni Ahmad Izudin dan Khotibul Umam, serta Muhammad Lutfi Hakim dari IAIN Pontianak.

Tim BRIN sendiri diketuai oleh Dandung Budi Yuwono dan terdiri dari peneliti senior seperti Muh. Isnanto, Hendri Gunawan, dan Koeswinarno. Menurut Hijrian, kolaborasi tersebut menunjukkan urgensi pendekatan interdisipliner dalam menggali dan merawat kekayaan budaya bangsa.

Dalam pelaksanaan riset, para peneliti melakukan observasi lapangan dan wawancara mendalam dengan berbagai pihak, termasuk tokoh adat, pihak Kesultanan Kadriah, agamawan, dan masyarakat lokal. Kegiatan lapangan ini dijadwalkan berlangsung pada 27 April hingga 9 Mei 2025 di Pontianak.

“Pengumpulan dokumen relevan dan interaksi langsung di lapangan menjadi kunci dalam memahami praktik Saprahan tidak hanya sebagai tradisi, tetapi sebagai instrumen sosial yang hidup,” jelas Hijrian.

Ia berharap hasil penelitian ini tak hanya memperkaya khazanah keilmuan, tetapi juga dapat menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan strategis untuk mendorong kohesi sosial di tengah keberagaman.

“Sinergi antara akademisi, peneliti, dan masyarakat menjadi elemen penting dalam menghasilkan pemahaman yang komprehensif dan berdampak nyata bagi pembangunan sosial dan budaya ke depan,” pungkas alumni Al-Azhar University tersebut.

 

 

Gusti Rian Saputra

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie