HARIAN NEGERI - Halmahera Selatan, Jumat (7/11/2025), Pernyataan Camat Gane Barat, Ikram M. Zen, yang dimuat di Radar Timur pada Kamis (6/11/2025), menuai kecaman keras dari Pemuda dan Mahasiswa Desa Saketa. Dalam berita tersebut, Ikram mengaku tidak pernah melaporkan warga Saketa ke pihak kepolisian dan hanya meminta pengamanan. Namun, pernyataan itu dinilai sebagai kebohongan publik yang terang-terangan, sebab nama sang camat tercantum jelas sebagai pelapor resmi dalam surat undangan klarifikasi dari Polres Halmahera Selatan.

Ramadan, Ketua Pemuda Saketa menekankan bahwa Camat jangan pura-pura bersih. Nama beliau tertulis jelas sebagai pelapor dalam dokumen resmi kepolisian.
“Kalau masih berani bilang tidak melapor, berarti beliau sedang berbohong dan mempermainkan akal sehat publik,” tegas Ramdan Ketua Pemuda Saketa, Jum'at (7/11/2025).
Menurut Ramdan mengungkapkan bahwa kebohongan ini bukan persoalan sepele. Ia menunjukkan karakter kepemimpinan yang tidak jujur, tidak bertanggung jawab, dan berusaha menutupi tindakan represif terhadap masyarakat sendiri.
“Kalau seorang camat bisa berbohong di depan publik, bagaimana mungkin rakyat masih bisa percaya pada ucapannya? Ini bukan hanya soal laporan polisi, tapi soal integritas seorang pejabat publik,” lanjut Ramdan.
Dirinya juga menjelaskan bahwa Para pemuda dan mahasiswa menegaskan fakta hukum tidak bisa dibantah dengan pernyataan media.
“Surat undangan klarifikasi itu dokumen resmi Polres, bukan hasil rekaan warga. Jadi, siapapun yang menyangkal berarti sedang mencoba mengaburkan kebenaran dan menyesatkan opini publik,” jelas Ramdan
Warga Saketa sendiri, menurut mereka, tidak melakukan tindak pidana. Pemalangan kantor desa dilakukan sebagai bentuk protes terhadap buruknya kinerja pemerintah desa dan kecamatan.
“Kami tidak merusak apa pun, tidak menyerang siapa pun. Kami hanya menutup kantor sebagai simbol kemarahan rakyat. Tapi kami malah dikriminalisasi, dan sekarang camat berbohong seolah tidak tahu-menahu,” ujar salah satu warga.
Para pemuda juga menilai, sikap camat yang menyangkal laporan tersebut di media merupakan bentuk manipulasi informasi publik dan penyalahgunaan posisi kekuasaan.
“Kalau memang beliau hanya minta pengamanan, kenapa laporan polisi dibuat atas nama pribadi dan bukan surat resmi pemerintah kecamatan? Ini jelas kebohongan yang disusun rapi untuk menutupi tindakan represif,” tandas Ramdan
Lebih jauh, mereka menilai tindakan tersebut sebagai bentuk pengkhianatan moral pejabat terhadap rakyatnya sendiri.
“Alih-alih membuka ruang dialog, camat justru menggunakan jalur hukum dan kemudian berbohong kepada publik. Ini bukan hanya inkonsistensi, tapi pelecehan terhadap etika pemerintahan yang bersih dan transparan.”
Pemuda dan mahasiswa Saketa kemudian menantang Camat Gane Barat untuk berdialog terbuka dengan pemuda dan Mahasiswa.
“Kalau camat merasa benar, bicaralah di depan rakyat, bukan di balik meja kantor atau layar media. Kami siap berdiskusi terbuka. Jangan terus bersembunyi di balik seragam dan jabatan,” tegas mereka.
Selain itu, para pemuda dan mahasiswa mendesak Bupati Halmahera Selatan untuk menindak bawahannya yang dinilai telah berbohong kepada publik dan mencoreng nama baik pemerintah daerah.
“Bupati harus tegas. Kebohongan pejabat adalah racun bagi kepercayaan publik. Kalau pemimpin di tingkat kecamatan saja sudah berani berbohong terang-terangan, bagaimana rakyat bisa percaya pada pemerintah daerah?” tambahnya.
Di akhir pernyataan, Pemuda dan mahasiswa Saketa menegaskan bahwa perjuangan mereka bukan perlawanan terhadap pemerintah, melainkan upaya menjaga kejujuran dan tanggung jawab pejabat publik.
“Bagi kami, keadilan sosial dan kejujuran pejabat bukan sekadar jargon. Kami akan terus menuntut pertanggungjawaban moral dari setiap pemegang kekuasaan. Karena kebohongan di hadapan rakyat adalah bentuk korupsi moral yang paling berbahaya,” tutup pernyataan mereka.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *
Top Story
Ikuti kami