__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Damaskus — Pemerintah Suriah memberlakukan jam malam di kota Suwayda mulai Selasa malam, menyusul terjadinya bentrokan baru antara pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata yang melanggar kesepakatan gencatan senjata yang dicapai awal pekan ini.

Dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh kantor berita pemerintah SANA, Kementerian Pertahanan Suriah menyatakan bahwa “kelompok pelanggar hukum kembali menyerang tentara dan pasukan keamanan internal di dalam kota,” meski sebelumnya telah dicapai kesepakatan damai dengan para tokoh masyarakat setempat pada Senin.

“Kami telah menegaskan bahwa tentara berhak merespons sumber tembakan. Saat ini, pasukan kami tetap menanggapi serangan sambil mematuhi aturan keterlibatan untuk melindungi warga sipil dan memastikan keamanan mereka,” tambah pernyataan tersebut.

Pemerintah mengimbau warga Suwayda untuk tetap berada di rumah dan segera melaporkan aktivitas kelompok bersenjata yang masih tersisa.

Sebelumnya, pada Senin, Menteri Pertahanan Murhaf Abu Qasra mengumumkan gencatan senjata penuh di Suwayda. Tentara Suriah juga mulai mengambil alih pusat kota untuk memulihkan keamanan. Namun, Kementerian Dalam Negeri melaporkan bahwa bentrokan masih berlangsung di beberapa kawasan pada Selasa malam.

Sedikitnya 30 orang dilaporkan tewas dan hampir 100 lainnya terluka dalam bentrokan antara milisi Druze dan pejuang suku Badui bersenjata pada awal pekan ini.

Situasi ini terjadi di tengah transisi politik besar di Suriah. Presiden Bashar al-Assad dilaporkan meninggalkan negara itu menuju Rusia pada Desember lalu, mengakhiri hampir 25 tahun kekuasaan dan pemerintahan Partai Baath yang telah berkuasa sejak 1963. Sebuah pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Presiden Ahmad al-Sharaa dibentuk pada Januari tahun ini.

Melisa Ahci

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie