HARIAN NEGERI - Palu, Sabtu (20/9/2025), Maraknya Kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) di Sulawesi Tengah mendapat respon dari Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia(PII) Sulawesi Tengah. Opick Delian Alindra mewakili PII Sulteng mengecam keras kasus keracunan masal dan menegaskan agar pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program agar tidak lalai dalam mengawal program nasional tersebut.
Diketahui Pelajar SD hingga SMA di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah (Sulteng) diduga mengalami keracunan massal setelah mengkonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Siswa yang keracunan dilaporkan lebih dari 250 orang menurut keterangan pihak Polres Banggai Kepulauan. Tak hanya itu, kasus serupa terjadi di kota palu pada agustus 2025 diketahui terdapat 23 siswa yang dirujuk ke rumah sakit akibat menyantap makanan bergizi gratis(MBG).

Pemuda asal Donggala tersebut (Opick) diketahui telah berkoordinasi dengan Yudhi Riandy, SSTP, MAP selaku Kepala Kantor Pelayanan Pemenuhan Gizi (KPPG) Palu (Wilayah Sulteng & Sulbar). Setelah berkoordinasi keterangan dari bersangkutan menyebut bahwa beberapa penyebab kasus keracunan maupun alergi disebabkan oleh beberapa faktor.
“Kami sudah melakukan investigasi dan dari hasil investigasi tim, ada beberapa hal diantaranya tidak signifikannya upaya survey biodata siswa termasuk persoalan riwayat penyakit yang diberikan ke pelajar yang kurang paham dengan survey yang ada,” ungkap Yudhi Riandy saat dimintai keterangan oleh pihak PW PII Sulteng.
“Bukan hanya itu dinda ketua, kami menerima informasi dari pihak SPPG di lokasi kasus keracunan masal bahwa mitra yang menyediakan suplier bahan pokok tiba-tiba mengganti suplier tanpa kordinasi dengan pihak SPPG,” tambah Yudhi Riandy.
Dari keterangan tersebut, Opik mewakili PII Sulteng menilai bahwa prosedur yang tidak ketat dari pihak SPPG terkhusus dalam memilih Mitra suplier. Opik menganggap pihak SPPG terkhusus mitra Suplier agar tidak hanya fokus melaksanakan program nasional ini sebagai proyek yang subur untuk mencari uang tanpa menjamin keamanan dan keselamatan peserta didik.
"Kami dari PII mengecam kasus yang luar biasa banyak memakan korban keracunan ini, terkhusus pelajar yang harus dijamin hak belajar maupun keamanannya. Jangan fokus dengan urusan proyek subur tanpa memastikan keselamatan para siswa di sekolah" ucap Ketua PW PII Sulteng dengan tegas, saat dimintai keterangan oleh awak media (20/9/2025)
Pemuda Pelopor Desa Nasional itu juga memberi peringatan keras agar para ahli-ahli gizi harus dilibatkan bahkan berperan besar dalam pengawasan bahan pokok yang layak untuk dimakan.
“Ahli gizi tolong diberi peran yang full power karena ini soal nyawa manusia,” katanya dengan tegas.
Menurut Opick, program MBG merupakan program prioritas Presiden sehingga semua pihak, baik SPPG, mitra usaha maupun tenaga ahli gizi, harus bekerja dengan penuh dedikasi dan kehati-hatian.
“Nyawa manusia itu lebih utama dibanding urusan Tangkap-tangkap proyek, kita tidak ingin karena rasa haus kita terhadap sesuatu menjadikan kita lalai memberi rasa aman pada para pelajar di Sulteng” tutup Ketua PW PII Sulteng.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *
Top Story
Ikuti kami