__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta – Kemenangan Manny Pacquiao atas Rolando ‘Rolly’ Romero diyakini akan ditentukan oleh teknik bertinju luar biasa dan pengalaman panjang yang dimiliki legenda tinju asal Filipina tersebut. Hal ini disampaikan pelatih kawakan Abel Sanchez, yang menilai Pacquiao di usia 46 tahun masih mampu mengalahkan juara kelas welter WBA, Romero, jika keduanya bertemu di ring.

Sanchez meyakini Pacquiao (62-8-3, 39 KO) akan membuat Romero (17-2, 13 KO) kebingungan dengan kecepatan dan tekniknya. “Pacquiao adalah petarung dengan level berbeda. Di usia 46 tahun pun, dia masih bisa mengalahkan banyak petinju dari era ini,” kata Sanchez.

Meski demikian, Sanchez menyoroti bahwa kemenangan Pacquiao atas Mario Barrios belum bisa dijadikan tolok ukur. “Barrios bukan petarung papan atas di kelas welter. Dalam duel terakhirnya melawan Abel Ramos saja, Barrios hanya menang angka dan menunjukkan keterbatasannya,” ujarnya.

Romero sendiri dinilai Sanchez bukan petarung hebat di kelas welter 67 kg. “Rolly mungkin akan kesulitan melawan banyak petarung top 10 divisi ini. Tapi ia punya kekuatan pukulan yang cukup untuk menyulitkan Pacquiao,” kata Sanchez.

Menanggapi pertarungan Romero melawan Ryan Garcia, Sanchez menyindir performa Garcia. “Ryan punya kecepatan tangan dan pukulan keras, tapi ketika bertemu petarung yang bisa membalas, ia tampak kesulitan. Itu seperti Deontay Wilder punya satu pukulan andalan, tapi kekurangan di banyak aspek,” tegasnya.

Menurut Sanchez, duel Pacquiao melawan Romero akan lebih seru dibanding pertarungan melawan Barrios. “Rolly punya gaya agresif, ukuran tubuh, dan kekuatan pukulan yang bisa membuat Pacquiao kerepotan. Manny harus siap menerima pukulan keras, dan itu bisa jadi masalah jika ia tidak hati-hati,” jelas Sanchez.

Pacquiao terakhir bertarung melawan Barrios pada 2024 dengan hasil seri. Pertarungan potensial melawan Romero kini dinilai sebagai ujian besar bagi Pacquiao yang sudah memasuki usia senja namun tetap berambisi untuk bersaing di level elite.

Melisa Ahci

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie