__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, 7 Mei 2025 - Setiap orangtua tentu ingin membesarkan anak dengan perilaku yang baik. Namun, tidak jarang orangtua merasa bingung dan cemas saat anak terutama yang masih balita menunjukkan perilaku agresif seperti memukul.

Pada usia dini, anak-anak sering kali mengekspresikan emosi seperti marah atau frustasi melalui tindakan fisik. Mereka belum memahami bahwa perilaku tersebut dapat melukai diri sendiri atau orang lain. Lantas, apa penyebab anak suka memukul, dan bagaimana cara mencegahnya agar tidak menjadi kebiasaan buruk?

Penyebab Anak Suka Memukul

1. Belum Dapat Mengendalikan Diri
Anak usia dini belum memiliki kontrol impuls yang baik. Mereka cenderung langsung bereaksi terhadap emosi, tanpa menyadari dampaknya pada orang lain. Anak usia 1–3 tahun, misalnya, masih belajar mengenali dan mengendalikan perasaan mereka.

2. Kesulitan Berkomunikasi
Keterbatasan kosa kata bisa membuat anak frustasi saat tidak bisa mengungkapkan keinginannya. Dalam kondisi ini, memukul bisa menjadi cara mereka mengekspresikan diri.
Mempertahankan Benda atau Area Pribadi
Saat bermain bersama teman sebaya, anak bisa merasa terancam jika mainan atau perhatian dari orangtuanya ‘direbut’. Mereka bisa bereaksi dengan memukul sebagai bentuk perlindungan terhadap benda atau hubungan yang dianggap miliknya.

3. Meniru Perilaku Orang Lain
Anak-anak belajar dengan cara meniru. Bila mereka sering melihat orang lain memukul baik dari keluarga, teman, atau tontonan mereka bisa menganggap bahwa memukul adalah hal yang wajar.

4. Menguji Reaksi Orang Lain
Karena rasa ingin tahu yang besar, anak juga bisa memukul hanya untuk melihat bagaimana orang lain bereaksi. Mereka belum tahu bahwa hal tersebut menyakitkan atau tidak sopan.

Cara Mencegah Anak Terbiasa Memukul
Pahami Akar Masalah dan Isi Tangki Cinta Anak
Amati situasi saat anak memukul apakah karena lapar, lelah, atau frustasi. Selain itu, penuhi kebutuhan emosional anak dengan pelukan, perhatian, dan kasih sayang. Anak yang merasa dicintai cenderung lebih tenang dan mudah diarahkan.

1. Jadi Teladan yang Baik
Anak belajar dari perilaku orangtua. Hindari kekerasan, termasuk dalam bentuk verbal, dan tunjukkan cara mengelola emosi secara sehat.

2. Ajarkan Empati dan Cara Meminta Maaf
Ajak anak memahami perasaan orang lain. Katakan bahwa dipukul itu sakit, dan memukul bukan cara yang baik. Ajarkan anak untuk meminta maaf setiap kali melakukan kesalahan. Ini membantu mereka belajar bertanggung jawab dan memahami dampak dari tindakannya.

Perilaku memukul pada anak bisa menjadi fase perkembangan yang normal, namun tetap perlu diarahkan agar tidak menjadi kebiasaan buruk. Dengan pemahaman dan pendekatan yang tepat, Mama bisa membantu si Kecil tumbuh menjadi anak yang penuh kasih dan tahu cara mengekspresikan diri dengan baik.

Melisa Ahci

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *