__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta - Keputusan Presiden Republik Indonesia untuk mengambil alih penyelesaian sengketa atas empat pulau strategis di perbatasan Aceh dan Sumatera Utara menuai apresiasi dari kalangan mahasiswa. Langkah Presiden dianggap sebagai bentuk ketegasan konstitusional sekaligus kepemimpinan visioner dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Oktaria Saputra, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Perhimpunan Gerakan Nusantara Raya (DPP PGNR)sekaligus aktivis mahasiswa dan pemerhati kebijakan publik, menyampaikan apresiasi mendalam atas sikap Presiden yang dinilai tidak menyerahkan persoalan strategis ini pada tarik-menarik birokrasi daerah.

“Keputusan Presiden untuk turun tangan langsung mengakhiri silang sengketa antara Aceh dan Sumatera Utara dengan landasan hukum dan keadilan merupakan refleksi nyata dari keberanian politik dalam menjaga keutuhan NKRI,” ujar Oktaria dalam pernyataan tertulis, Minggu (15/6/2025).

Lebih lanjut, Oktaria menilai kebijakan ini sebagai manifestasi prinsip klasik solus populi suprema lex esto—keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Ia mengingatkan bahwa jika dibiarkan berlarut, sengketa wilayah seperti ini berpotensi memicu konflik sosial dan kerawanan geopolitik, khususnya di kawasan perbatasan dan wilayah maritim strategis Indonesia.

“Presiden hadir di garis depan, menutup ruang abu-abu, dan menegaskan bahwa wilayah Indonesia adalah harga mati. Ini adalah pelajaran penting bagi elit politik lokal: bahwa kedaulatan bukan untuk dipertukarkan dengan kepentingan pragmatis sesaat,” tegasnya.

Dalam pandangan gerakan mahasiswa, keputusan Presiden juga menjadi bentuk konsistensi terhadap amanat konstitusi dan cita-cita reformasi, serta menjadi pola penyelesaian yang bisa diterapkan di wilayah-wilayah lain yang memiliki persoalan batas administratif dan teritorial.

Oktaria menekankan bahwa langkah strategis ini harus diikuti oleh pembangunan kawasan perbatasan, penguatan infrastruktur, layanan publik, serta sistem pertahanan yang terintegrasi di pulau-pulau terluar.

“Presiden telah memulai langkah besar. Kini saatnya seluruh elemen negara menyambutnya dengan kerja nyata demi Indonesia yang utuh, kuat, dan berdaulat,” tutupnya.

Pernyataan ini ditutup dengan seruan khas gerakan mahasiswa sebagai bentuk dukungan penuh:

Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!
Hidup Indonesia Raya!

Yusuf Wicaksono

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie