__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Labuan Bajo — Bulan puasa tak menyurutkan langkah  Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, untuk mengawali pagi dengan menyapa guru, kepala sekolah, dan siswa di SMP N 1 Komodo, Labuan Bajo. Pada kesempatan ini, Mendikdasmen berbagi tipS 3H untuk para siswa di sekolah tersebut.

Mendikdasmen sempat menyaksikan para siswa yang memainkan lagu menggunakan alat musik pianika. Setelah menyelesaikan permainan musiknya, para siswa nampak antusias menceritakan suasana pembelajaran dan mengutarakan cita-cita mereka kelak dewasa nanti. Menteri Mu'ti menekankan pentingnya belajar kesenian untuk mengasah rasa empati dan memupuk sifat welas asih. "Kalian harus punya jiwa seni supaya punya kelembutan hati dan empati," ujarnya.

Sebelum mengakhiri percakapan, ia berpesan agar para murid mempunyai 3H yaitu Head, Hand, dan Heart. Head perumpamaan otak untuk berpikir supaya menjadi orang yang serba tahu. Hand ibarat semangat dan kekuatan untuk bekerja, belajar, aktivitas. Heart menggambarkan perasaan yang baik, rohani yang baik, saling memaafkan, berpikir yang baik dan punya jiwa seni.

"Anak-anak harus menjadi orang yang serba tahu, serba bisa dan memiliki empati terhadap lingkungan sosialnya. Jika olah pikir, olah raga, dan olah hati ini digabungkan maka akan menjadi olah karsa yang membuat kalian menjadi manusia yang kreatif," terang Menteri Mu'ti.

Sebelumnya, Mendikdasmen sampai di sekolah sekitar pukul 08.20 WITA, Mendikdasmen dan disambut secara adat oleh Kepala Sekolah, Matias Dima dan Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi. Selanjutnya, ia berkeliling menyaksikan aktivitas pembelajaran di sekolah tersebut.

Ia menghentikan langkahnya, ketika menyaksikan murid-murid berkumpul di bawah pohon rindang sambil bermain suling (rekorder). Rupanya ini adalah kelas seni versi SMP N 1 Komodo. Bersama guru Seni yang bernama Ismail, anak-anak tampak bersemangat mengikuti pembelajaran. Dengan sabar, Menteri Mu'ti menyaksikan salah satu siswa memainkan lagu yang berjudul Hymne Guru. "Kenapa belajarnya di luar ruangan?" tanya Menteri Mu'ti. "Senang, Pak!" sahut anak-anak pada Rabu pagi (12/3).

Menurut Guru Ismail, alasannya memilih ruang kelas terbuka untuk belajar alat musik agar tidak mengganggu peserta didik lain di kelas sebelahnya. Selain itu, anak-anak juga terlihat lebih bersemangat dan rileks belajar dekat dengan alam. "Anak-anak lebih suka belajar dengan suasana seperti ini," ungkapnya.

 

Afian Dwi Prasetiyo

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie