__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Abdul Mu’ti, mempresentasikan inovasi pendidikan Indonesia dalam forum internasional 7th APEC Education Ministerial Meeting (AEMM) yang dihadiri 21 negara anggota APEC.

Forum yang digelar pada 13–15 Mei 2025 di Jeju, Korea Selatan ini mengangkat tema "Bridging Educational Gaps and Promoting Inclusive Growth in the Era of Digital Transformation."

Dalam sesi pleno, Mu’ti memperkenalkan platform Rumah Pendidikan, sebuah ekosistem digital terpadu yang dirancang untuk memperkuat akses, kolaborasi, dan efisiensi dalam dunia pendidikan Indonesia.

“Platform ini memiliki delapan ruang virtual yang diperuntukkan bagi guru, siswa, orang tua, dan mitra pendidikan,” ungkap Mu’ti.

Salah satu fitur unggulannya adalah Ruang GTK, yang difokuskan untuk pengembangan kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Mulai tahun ajaran 2025–2026, Indonesia akan mulai memperkenalkan coding dan artificial intelligence (AI) dalam kurikulum dari kelas 5 SD hingga SMA.

“Pengenalan coding dan AI ke dalam kurikulum tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga membentuk pola pikir komputasional serta pemahaman etika dalam pemanfaatan teknologi,” jelasnya.

Mu’ti menekankan pentingnya penguatan kapasitas guru untuk menjawab tantangan transformasi digital dan menjembatani kesenjangan pendidikan antarwilayah.

Di sela kegiatan forum, Abdul Mu’ti juga melakukan pertemuan bilateral dengan Gubernur Provinsi Jeju, Oh Young-hun, membahas kerja sama strategis dalam bidang pendidikan lingkungan hidup. Salah satu isu yang dibahas adalah pemanfaatan energi terbarukan, seperti tenaga surya, untuk sekolah-sekolah di daerah Indonesia yang belum terjangkau listrik.

“Masih banyak sekolah di Indonesia yang belum memiliki pasokan listrik yang memadai. Energi ramah lingkungan sangat penting untuk mewujudkan sekolah yang berkelanjutan,” ujar Mu’ti.

Selain itu, pengelolaan limbah sekolah juga menjadi salah satu fokus diskusi. Pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mengadopsi model pengelolaan sampah ala Jeju di beberapa daerah sebagai proyek percontohan.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, menambahkan bahwa kerja sama ini tidak hanya terbatas pada energi terbarukan, tetapi juga merambah ke bidang pendidikan vokasi.
“Kami tertarik menjajaki proyek percontohan penerapan teknologi hijau dari Jeju untuk pendidikan vokasi di Indonesia,” jelas Toni.

Gubernur Oh Young-hun menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan kesiapan Provinsi Jeju untuk berbagi pengalaman transisi energi hijau. Ia berharap bahwa model keberlanjutan Jeju dapat menjadi inspirasi dan diterapkan di Indonesia dalam waktu dekat.

Yusuf Wicaksono

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie