Oleh : Ipmawan Iqbal
Kasus korupsi yg melibatkan pimpinan 'BUMN' PT Pertamina Patra Niaga terbaru, benar-benar menggemparkan publik, terutama terkait dugaan pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax dgn pertalite. Benar, hari-hari ini memungkinkan kita bisa membeli pertamax, rasa pertalite.
Pertamaxku?
Kasus yg tak hanya menimbulkan kerugian finansial yg signifikan bagi negara, tapi ikut memunculkan pertanyaan terkait bahan bakar yg kita pakai ternyata bukan sebagaimana labelnya.
Kejujuran itu memang mahal, saat dimana-mana kita mendapati dusta, kemunafikan dan kebohongan itu sesuatu yg 'lumrah' dan biasa.
Berbohong itu dasarnya bertentangan dgn sifat dan fisiologi manusia, dan seperti penyakit lainnya, ia memiliki tanda dan gejala unik tersendiri. Berbohong itu menghasilkan konflik batin antara berbagai pusat kendali otak.
Saat kita mulai berbohong, tubuh akan mengirimkan sinyal yg bertentangan, menyebabkan otot wajah berkedut, kontraksi pupil, keringat, pipi memerah, peningkatan kedipan mata, tremor tangan, dan peningkatan denyut jantung.
Inilah instrumen dasar pendeteksi kebohongan. Percayalah, kebohongan itu menghadirkan rasa bersalah yg selamanya akan menghantui pikiran dan jiwa pelakunya.
Jangan pernah berharap kepemimpinan negara ini akan berjalan dgn baik bila tidak diiringi sifat jujur. Semua pihak yg terlibat di dlm pemerintahan harus menjunjung prinsip transparansi dan amanah. Tak boleh ada mental 'ABS' asal bapak senang.
"...Sungguh Allah tdk memberi petunjuk kpd orang yg melampaui batas dan pendusta." (QS alMu'min: 28). Jauh dari petunjukNya akan menjadikan Indonesia bertambah gelap.
Allahu a'lamu bishowab.
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *
Top Story
Ikuti kami