__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Jakarta - Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia (PII) Kota Medan, Muhammad Fadlan Fadillah Arif, menyampaikan keprihatinan mendalam atas maraknya tawuran antar pelajar di wilayah Medan Belawan. Ia menilai situasi ini sudah sangat mengkhawatirkan dan perlu penanganan serius dari semua pihak.

Aksi tawuran kembali pecah di kawasan Jalan Tol Belmera, Kecamatan Medan Belawan, pada Selasa malam (6/5/2025), sekitar pukul 20.45 WIB, mengubah suasana menjadi medan pertempuran di tengah pemukiman padat.

Bahkan, Kapolsek Belawan AKP Ponijo turut menjadi korban saat mencoba membubarkan kerumunan massa. Beliau dilaporkan terkena lemparan batu hingga harus mendapatkan perawatan medis.

“Ini bukan lagi kejadian biasa. Ketika aparat keamanan pun sampai terluka saat menjalankan tugasnya, itu menandakan situasi sosial yang genting. Kami sangat prihatin,” ujar Fadlan.

Ia menambahkan, aksi tawuran yang kerap terjadi menunjukkan adanya krisis pembinaan karakter di kalangan remaja. Oleh karena itu, PII Kota Medan mengusulkan agar segera dibentuk forum bersama yang melibatkan tokoh masyarakat, kepala sekolah, guru, dan pejabat setempat yang berasal dari Belawan. Forum ini diharapkan dapat merumuskan akar masalah sosial dan mencari solusi yang berkelanjutan.

“Apalagi sebentar lagi memasuki musim libur sekolah, ini momen tepat untuk pembinaan. PII siap terlibat dengan program Basic Training sebagai salah satu solusi kecil,” imbuhnya.

Lebih lanjut, muncul usulan dari Keluarga Besar PII Medan Utara agar pembinaan tidak hanya menyasar siswa umum, tetapi juga difokuskan kepada pelaku tawuran. Salah satu gagasan yang mengemuka adalah bekerja sama dengan pihak TNI, khususnya Marinir, untuk memanfaatkan gudang kosong milik Marinir sebagai lokasi pembinaan dalam bentuk camp.

“Pendekatannya bisa seperti saat Batra. Kita diskusikan juga dengan legislator asal Belawan agar walikota dapat mengeluarkan regulasi yang bisa diteruskan ke tingkat kepala lingkungan,” ujar Budiman Siregar, tokoh PII Medan Utara.

Langkah ini diharapkan mampu memberikan efek jangka panjang dalam membina karakter pelajar, khususnya di wilayah Belawan yang selama ini rawan konflik pelajar.

Yusuf Wicaksono

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie