__temp__ __location__

Oleh: Syaefunnur Maszah

Di era digital yang serba cepat ini, kesabaran menjadi semakin langka namun justru semakin penting. Teknologi telah mengubah pola pikir banyak orang, terutama generasi milenial dan Gen Z, yang terbiasa dengan budaya instan.

Kemudahan akses informasi, layanan cepat, dan media sosial yang selalu aktif membuat banyak orang sulit menahan diri dalam mengambil keputusan atau menghadapi tantangan.

Dalam konteks Islam, kesabaran tetap relevan sebagai kunci utama untuk menghadapi perubahan zaman dengan bijaksana dan tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran.

Ulama klasik seperti Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa kesabaran adalah kemampuan mengendalikan diri dari dorongan nafsu dan bertahan dalam ujian kehidupan.

Sementara itu, ulama modern seperti Yusuf Al-Qaradawi menyoroti kesabaran dalam konteks sosial-ekonomi yang semakin kompleks, termasuk dalam menghadapi disrupsi teknologi dan tantangan industri 4.0.

Dalam sintesis keduanya, kesabaran bukan sekadar pasif menunggu, tetapi juga aktif dalam strategi hidup, termasuk dalam pengelolaan keuangan, pengembangan karier, dan ketahanan mental di era yang penuh distraksi ini.

Al-Qur'an banyak menekankan pentingnya kesabaran, salah satunya dalam Surah Al-Baqarah ayat 153: "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat.

Sungguh, Allah bersama orang-orang yang sabar." Dalam dunia yang semakin kompetitif ini, pesan ayat tersebut sangat relevan. Dalam bisnis modern, startup digital, dan dunia kerja, kesabaran sering kali menjadi faktor penentu antara kesuksesan dan kegagalan.

Banyak perusahaan rintisan (startup) yang gagal bukan karena ide mereka buruk, tetapi karena kurangnya ketahanan dan kesabaran dalam menghadapi fase sulit.

Dalam kehidupan pribadi, kesabaran sangat penting dalam menghadapi tekanan mental akibat ekspektasi sosial dan digitalisasi.

Media sosial sering kali menampilkan kesuksesan instan tanpa menunjukkan perjuangan di baliknya, sehingga banyak orang merasa tertinggal atau tidak cukup baik.

Padahal, seperti yang ditegaskan dalam hadis Nabi Muhammad SAW: "Tidaklah seseorang diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran." (HR. Bukhari).

Kesabaran mengajarkan untuk tetap fokus pada proses, bukan hanya hasil instan yang sering kali menyesatkan.

Dalam dunia kerja dan bisnis, kesabaran berperan dalam pengambilan keputusan yang matang. Dalam manajemen bisnis, konsep delayed gratification atau menunda kepuasan demi hasil yang lebih besar menjadi strategi utama bagi pengusaha sukses.

Mereka yang sabar dalam membangun reputasi dan relasi bisnis akan lebih bertahan dibanding mereka yang hanya mengejar keuntungan jangka pendek.

Kesabaran juga menjadi elemen utama dalam investment mindset, di mana seseorang harus menunggu waktu yang tepat untuk mendapatkan hasil maksimal dari usaha dan modalnya.

Di tingkat sosial, kesabaran menjadi fondasi dalam membangun komunitas yang harmonis.Dalam interaksi antarindividu, kesabaran membantu mengurangi konflik, meningkatkan empati, dan menjaga komunikasi yang sehat, terutama di era digital yang sering diwarnai perdebatan sengit di media sosial.

Masyarakat yang anggotanya memiliki kesabaran cenderung lebih stabil dan mampu menghadapi berbagai tantangan dengan cara yang lebih bijak dan konstruktif.

Bagi generasi milenial dan Gen Z, yang tumbuh dalam ekosistem digital dan ekonomi kreatif, kesabaran menjadi kunci dalam membangun personal branding dan kesuksesan jangka panjang.

Banyak content creator, pengusaha muda, dan profesional digital yang sukses bukan karena keberuntungan semata, tetapi karena kesabaran mereka dalam membangun portofolio, menghadapi kritik, dan terus meningkatkan kualitas diri.

Prinsip ini selaras dengan ajaran Islam yang menekankan proses, usaha yang konsisten, dan keyakinan kepada takdir Allah.

Kesabaran bukan hanya nilai moral dalam Islam, tetapi juga strategi hidup yang terbukti efektif dalam menghadapi tantangan modern.

Dalam bisnis, teknologi, sosial media, maupun kehidupan pribadi, kesabaran mengajarkan kita untuk tetap fokus, tidak mudah menyerah, dan tidak terjebak dalam ilusi kesuksesan instan.

Sebagai sifat yang dianjurkan dalam Al-Qur'an dan Hadis serta ditegaskan oleh para ulama dari berbagai generasi, kesabaran tetap menjadi kunci dalam meraih ketenangan, kesuksesan, dan keberkahan hidup di era digital ini.

Yusuf Wicaksono

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *