Oleh: Sunano, Penulis Buku “Lucunya Prabowo”
Hanya Prabowo yang paling berani melakukan perombakan besar di TNI. Kemarin, Minggu 8 Agustus 2025, kita menyaksikan kembali kehebatan stategi militer Prabowo. Tidak hanya perubahan kecil, tetapi perubahan total di tubuh TNI.
Total Presiden Prabowo meresmikan 162 satuan baru di TNI. Tujuan utama adalah memperkuat pertahanan. Prabowo mengadakan kembali Wakil Panglima TNI yang sudah kosong 25 tahun. Struktur organisasi Kemenhan dari semula empat, menjadi enam badan. Penambahan 6 komando daerah militer baru menjadi 21 Kodam. Alutsista juga diperbaiki, khususnya pengadaan pesawat tempur, kapal perang, dan lainnya.
Dalam pidato di Batujajar, Prabowo menegaskan bahwa Bangsa Indonesia tidak suka perang, bangsa Indonesia ingin damai, tapi bangsa Indonesia telah mengalami pengalaman pahit. Setiap kali kita mau bangkit, kita diganggu. Setiap kali kita mau mensejahterakan rakyat kita, kita diganggu. Kekayaan kita dirampok, kita diadu domba di antara kita.
Kita harus mempertahankan wilayah kita. Kita harus mempertahankan kedaulatan kita. Kita harus mempertahankan kekayaan kita. Keadaan dunia penuh ketidakpastian. Walaupun kita tidak suka perang, perang terjadi di mana-mana. Di kontinen Eropa perang besar terjadi, di Timur Tengah kita melihat bagaimana bangsa yang lemah diperlakukan, orang tua ibu-ibu, anak kecil dibantai dan tidak ada yang bisa menghentikan itu.
Keberanian Sejak Muda
Keberanian merubah struktur TNI ini bukan hari ini saja, ketika sudah menjadi Presiden. Jauh sebelum itu, Prabowo sudah beberapa kali mengusulkan satuan baru dan perubahan di TNI.
Prabowo adalah sosok idealis, perfeksionis dalam bidang militer. Sejak kecil sudah banyak buku strategi militer yang dibaca. Makanya, Sumitro kaget, anaknya ini agak laen, tiba-tiba minta masuk TNI. Setiap kali yang dibicarakan Prabowo adalah konsep ideal militer, strategi dan teknik perang, kesejahteraan prajurit, dan perbaikan alutsista.
Ketika lulus dari AKMIL tahun 1975, Prabowo langsung memimpin satuan tempur sebagai komandan kompi di Timor-Timur. Komandan termuda yang diterjunkan ke Timor Timur. Strategi tempur Letnan Satu Prabowo berhasil menembak Presiden Fretilin Nicolao Dos Reis Lobato, tahun 1978. Keberhasilan ini merupakan prestasi Prabowo yang luar biasa. Keberanian, strategi militer, dan kecerdasan memburu target sangat menentukan. Saat itu, pimpinan pasukan adalah Mayor Yunus Yosfiah. Pemerintah memberi penghargaan kepada Prabowo, dan Yunus Yosfiah naik satu pangkat menjadi Kapten Prabowo dan Letnan Kolonel Yunus Yosfiah.
Inilah kedekatan yang terus berlangsung sampai sekarang, Yunus Yosfiah dapat gelar jenderal kehormatan bintang empat pada acara gelar pasukan di Batujajar, Minggu 8 Agustus 2025.
Tahun 1981, pangkat Prabowo masih kapten, bersama Luhut Binsar Panjaitan mengusulkan pembentukan Detasemen Gultor 81 (kesatuan anti teror). Pembentukan ini sebagai respon ketika terjadi pembajakan pesawat DC-9 Garuda Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand. Sat-Gultor 81 ini menjadi kesatuan paling elit, di antara pasukan Kopassus yang elit. Prabowo ditunjuk sebagai Wakil Komandan, sedangkan Komandan dijabat oleh Luhut Panjaitan.
Pada waktu lain, ketika Prabowo dipindah menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 (Yonif Para Raider 328/Dirgahayu) selama dua tahun sampai 1991, banyak merubah strategi tempur dan perbaikan alutsista. Waktu itu, Yon Raider 328 menjadi satuan dengan persenjata terbaik, terbaru dan terlengkap di antara satuan Kostrad yang lain.
Perubahan yang cukup membuat heboh adalah ketika mengembalikan jumlah pasukan Kopassus dari 3000 prajurit menjadi 6.500 prajurit. Tidak hanya itu, dibuat satuan baru baret merah khusus wanita. Hal ini membuat heboh di internal TNI, belum pernah ada dalam kesatuan elit di manapun di seluruh dunia, ada anggotanya yang wanita. Kopassus mengawali adanya prajurit wanita, saat Danjen dipegang Prabowo.
Alutsista Kopassus juga diperbaharui sampai pengadaan heli tempur. Usulan lain yang membuat ramai jagat militer adalah kenaikan pangkat komandan Kopassus dari Brigadir Jenderal menjadi Mayor Jenderal.
Presiden Prabowo memang selalu berfikir yang terbaik untuk Bangsa Indonesia. Seperti salah satu ucapannya di Batujajar, “Dan selalu ingat, kita adalah tentara rakyat, kita lahir dari rakyat, kita adalah anak kandung rakyat, kita mengabdi untuk rakyat, kita membela rakyat dan kita siap mati untuk rakyat kita saudara-saudara sekalian. Itulah TNI.”
Jakarta, 12 Agustus 2025
Tinggalkan komentar
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *
Top Story
Ikuti kami