__temp__ __location__

HARIAN NEGERI, Tel Aviv/Gaza – Pemerintah Israel menunda pembebasan tahanan Palestina yang dijadwalkan pada Minggu (23/2025), dengan alasan bahwa pembebasan sandera Israel berikutnya harus dipastikan terlebih dahulu dan dilakukan tanpa "ritual penghinaan".

Sebelumnya, Hamas mengecam keputusan Israel tersebut, menyebutnya sebagai "pelanggaran mencolok" terhadap kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati. Kelompok itu menegaskan bahwa Israel gagal memenuhi jadwal pelepasan tahanan Palestina yang seharusnya dilakukan pada tahap ketujuh pertukaran tahanan dan sandera.

Sementara itu, di Tel Aviv, ratusan warga Israel menggelar aksi protes, menuntut pemerintah memastikan pembebasan seluruh sandera yang masih ditahan oleh Hamas. Demonstrasi ini terjadi setelah enam warga Israel yang masih hidup dibebaskan oleh Hamas dalam tahap pertama kesepakatan pertukaran tahanan.

Di Gaza, jumlah korban terus bertambah akibat serangan Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa sebanyak 48.319 warga Palestina telah tewas dan 111.749 lainnya mengalami luka-luka. Sementara itu, Kantor Media Pemerintah Palestina memperbarui jumlah korban tewas menjadi setidaknya 61.709, dengan ribuan lainnya masih tertimbun di bawah reruntuhan dan diduga telah meninggal dunia.

Di pihak Israel, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 mengakibatkan setidaknya 1.139 orang tewas, sementara lebih dari 200 orang lainnya diculik dan dibawa ke Gaza. Situasi di wilayah tersebut masih tegang, dengan ketidakpastian mengenai kelanjutan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara kedua pihak.

Afian Dwi Prasetiyo

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie