__temp__ __location__

Mengasuh anak bukanlah hal yang mudah. Diperlukan dedikasi tinggi untuk membimbing, mendukung, dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi tumbuh kembang anak. Setiap orangtua memiliki pendekatan dan gaya parenting yang unik, mencerminkan nilai-nilai, budaya, dan pengalaman pribadi masing-masing.

Salah satu gaya parenting yang belakangan ini menarik perhatian adalah strawberry parents. Istilah ini diyakini muncul sebagai bentuk pola asuh yang melahirkan apa yang disebut sebagai generasi strawberry—istilah yang berasal dari Taiwan untuk menggambarkan generasi muda yang terlihat manis dan menarik dari luar, namun rapuh dan mudah hancur ketika menghadapi tekanan.

Mirip dengan gaya pengasuhan permisif, strawberry parents dikenal dengan pendekatan yang penuh kasih sayang dan perhatian. Namun menurut Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya, gaya ini justru dapat membentuk karakter anak yang cemerlang secara ide namun lemah dalam menghadapi kegagalan dan tekanan.

Dampak Negatif Pola Asuh Strawberry Parents

Meskipun tampak baik karena penuh kelembutan, pola asuh ini dapat berdampak negatif bagi anak. Di antaranya:

Memanjakan Anak Secara Berlebihan

Memberikan segala keinginan anak tanpa mempertimbangkan kebutuhan dapat membuat anak kesulitan memahami realitas dan tanggung jawab.

Kurangnya Disiplin dan Konsekuensi

Anak yang tidak pernah diberikan batasan atau konsekuensi dari perilaku mereka berisiko tumbuh menjadi pribadi yang tidak mampu memahami akibat dari tindakannya.

Kompensasi Waktu dengan Materi

Orangtua yang terlalu sibuk sering kali menggantikan kehadiran mereka dengan materi, padahal kebutuhan emosional anak tidak bisa tergantikan oleh uang atau barang.
Tidak Membiarkan Anak Menyelesaikan

Tanggung Jawabnya Sendiri

Kebiasaan membantu anak secara berlebihan membuat mereka sulit menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.

Dilansir dari Kelaspintar.id, penting bagi orangtua untuk menyadari bahwa pengasuhan yang seimbang antara kasih sayang dan ketegasan adalah kunci dalam membentuk anak yang tangguh, mandiri, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Melisa Ahci

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang wajib diisi ditandai *

Your experience on this site will be improved by allowing cookies. Kebijakan Cookie